Oleh Tim Redaksi MediaStartup.ID

“Waktu itu cuma iseng. Tapi justru dari keisengan itu, kita jadi tahu: ternyata ide yang dianggap konyol, bisa jadi serius kalau ditangani pakai strategi dan pengetahuan.”
— FONDER Yayux Technologia

Di tengah derasnya startup yang hadir dengan jargon-jargon serius dan model bisnis yang kadang sulit dipahami, muncullah Yayux Technologia—sebuah startup yang justru lahir dari “ide konyol.” Bukan konyol karena sembrono, tapi karena awalnya hanya obrolan santai dan eksperimen kecil-kecilan antar teman.

Namun yang membedakan Yayux adalah bagaimana ide tersebut dibungkus dengan branding yang kuat dan eksekusi yang rapi.

Dari Obrolan Ngopi, Jadi Investasi Komunitas

Awalnya, Yayux hanya ingin mengembangkan jasa Social Media Management (SMM) sederhana. Tapi seiring waktu, muncul banyak orang yang “iseng” ikut berinvestasi. Modal-modal investor dari teman-teman mulai dari Rp500 ribu hingga Rp10 juta perlahan terkumpul.

Alih-alih bingung dengan itu, tim Yayux justru merancang sistem mini investment pool, lengkap dengan SOP, laporan bulanan investor, dan skema ROI 10–15% dari profit. Semuanya terdokumentasi, transparan, dan bisa dilihat siapa saja yang terlibat.

Ini bukan sekadar jasa digital. Ini sudah mulai masuk ke ranah digital investment management.

Skala Kecil, Tapi Punya Visi Besar

Yayux tidak buru-buru “berpura-pura besar.” Mereka tahu skalanya masih mikro. Tapi dari sinilah menariknya: semua proses, mulai dari rekap investor, target BEP (break-even point), dan sistem bagi hasil dilakukan dengan gaya bootstrap but strategic.

Target 10 klien SMM per bulan? Masih wajar. Tapi jika dividen dari 10 klien bisa membayar kembali seluruh investor, itu baru “kerja cerdas.”

Branding: DNA yang Tak Terpisahkan

Di balik semua itu, Yayux mengerti satu hal penting yang kerap dilupakan banyak startup tahap awal: branding matters. Mereka tidak hanya menjual jasa, tapi membangun cerita dan identitas. Semua investor nantinya diberi laporan profesional, ada pitch deck, ada proposal investasi mini, bahkan mereka mempersiapkan press release layaknya startup yang akan IPO.

Dalam konteks ini, Yayux bukan sekadar penyedia layanan digital. Ia sudah menjelma menjadi wadah belajar, laboratorium bisnis, sekaligus proyek kolektif tentang bagaimana membangun sesuatu dari nol, tapi tidak asal-asalan.

Apa Selanjutnya?

Mereka sedang bersiap meluncurkan situs resmi yayuxtechnologia.com dan terbuka untuk investasi tahap kedua. Tapi yang menarik bukan sekadar ekspansinya, melainkan niat untuk tetap bertumbuh tanpa lupa darimana mereka berasal.

Yayux Technologia mungkin lahir dari “ide konyol,” tapi seperti banyak startup besar lainnya, seringkali justru dari situlah lahir hal-hal paling jujur dan membumi.


Tentang Yayux
Yayux Technologia adalah investment management digital. Dengan semangat komunitas dan pendekatan transparan, Yayux berusaha menjadi jembatan antara ide kecil dan eksekusi profesional.