Indonesia, negara dengan populasi terpadat keempat di dunia, telah mencatat lebih dari 3,5 juta kasus Covid-19 per September 2021 dan telah menjadi episentrum global pandemi. Dengan kemampuan pengujian dan penelusuran yang terbatas di Indonesia serta tidak ada sistem pengujian yang didanai pemerintah, jumlah sebenarnya kasus Covid-19 tidak diragukan lagi jauh lebih tinggi dari yang tercatat. Untuk mendukung ini, hampir 30% dari semuanya Tes Covid-19 yang dilakukan di seluruh Indonesia telah dinyatakan positif, melukiskan gambaran yang sangat mengerikan dan serius.
Kekacauan yang disebabkan oleh Covid-19 telah membuat rumah sakit yang sudah tegang kewalahan dan kekurangan staf, sementara apoteknya berjuang untuk mengatasi meningkatnya permintaan akan obat-obatan dan perawatan kesehatan. Sebelum Covid-19, sistem perawatan kesehatan Indonesia yang rapuh gagal menyamai standar negara-negara tetangganya. Bank Dunia menyoroti hanya 1,2 tempat tidur rumah sakit per 1.000 pasien, hampir dua pertiga dari 1,9 Malaysia dan setengah dari 2,4 tempat tidur Singapura masing-masing.
Dengan demikian, anggaran kesehatan pemerintah Indonesia untuk tahun 2021 telah meningkat dua kali lipat sejak Januari, sekarang mencapai USD 1,34 miliar. Upaya tersebut ditujukan untuk menargetkan sumber daya rumah sakit yang tidak mencukupi dan persediaan medis yang menipis sekaligus memperkuat rantai pasokan medis yang rapuh di Indonesia.
Memang, pandemi Covid-19 telah mempercepat kebutuhan mendesak Indonesia akan solusi inovatif karena inefisiensi dan kekurangan saat ini dalam sistem perawatan kesehatan menjadi semakin terbuka. Indonesia kini tidak punya pilihan selain beralih ke cara kerja digital untuk mengelola penyebaran Covid-19 dan memberikan layanan kesehatan yang lebih berkualitas kepada masyarakat Indonesia. Di negara yang hanya memiliki 0,4 dokter per 1.000 orang, dan populasi hampir 300 juta yang tersebar di 6.000 pulau berpenghuni, layanan kesehatan digital adalah solusi yang diperlukan dan penting untuk membuat perawatan kesehatan dapat diakses oleh semua orang dan sebagai alat untuk fasilitas kesehatan untuk mengelola tekanan yang terus meningkat pada fasilitas dan orang-orang mereka.
Pandemi telah menyoroti nilai solusi perawatan kesehatan digital yang dapat diberikan kepada pasien – mempersingkat waktu tunggu, mengatasi kepadatan di ruang tunggu, dan meminimalkan perjalanan ke rumah sakit. Hal ini pada gilirannya akan mempercepat efisiensi proses di rumah sakit. Zi.Care diposisikan secara strategis dan unik untuk secara efektif memperkuat fondasi sistem perawatan kesehatan publik di Indonesia. Penerapan Electronic Medical Records (EMR) dan Electronic Health Records (EHR) berbasis Cloud mereka bertujuan untuk mendigitalkan semua sistem informasi rumah sakit dan menghadirkan peluang untuk merevolusi cara rumah sakit menyimpan data, mengoperasikan, mengelola, dan memberikan perawatan kepada pasien. Selain itu, pengembangan aplikasi pasien dan paspor kesehatan Zi.Care kemungkinan mengisyaratkan keberhasilan
Sistem medis masa depan Indonesia.
Memberikan warga Indonesia akses ke layanan medis dan data kesehatan hanya melalui layar di ujung jari mereka, Zi.Care siap untuk mengubah kualitas dan layanan kesehatan Indonesia menjadi lebih baik. Zi.Care dengan demikian dapat dengan baik dan benar-benar menjadi katalisator perubahan pada sistem medis Indonesia yang keras kepala dan sedang berjuang. Melambungkan Indonesia dari tempat seharusnya ke tempat yang seharusnya di panggung global.
Press Release/Mediastartup