Ekosistem startup digital di Indonesia telah berkembang dan mampu bersaing dengan startup global dalam beberapa tahun terakhir, karena kini Indonesia menjadi rumah bagi 1 decacorn (Gojek) dan 4 unicorn (Traveloka, Bukalapak, Tokopedia, dan OVO). Berdasarkan penelitian MIKTI dan Startup Genome (Global Startup Ecosystem Report) pada Mei 2019 tercatat; Jakarta termasuk dalam daftar 30 Challenger Ecosystems, hal ini disebabkan Jakarta merupakan salah satu ekosistem startup terbaik di Indonesia karena menampung 428 startup digital dari berbagai bidang, didukung oleh ketersediaan perusahaan modal, persediaan bakat, dan jaringan mentor dalam ekosistem.
Sayangnya pertumbuhan ekonomi digital belum bisa dirasakan di setiap daerah, namun baru dibeberapa kota besar saja. Mengingat hal ini, Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) bekerjasama dengan Digital Innovation Longue (DILo) Denpasar mengadakan Startup Community Gathering, dengan tema Kolaborasi Pengembangan Ekosistem Startup Lokal, pada Selasa 28 Januari 2020, dihadiri oleh komunitas startup dari berbagai daerah di Indonesia.
Setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda sehingga perlu pendekatan yang berbeda juga. Namun yang terpenting adalah kelengkapan ekosistem yang perlahan harus dibangun. Dalam kegiatan tersebut, menurut Sekretaris Jenderal MIKTI, Andy Zaky; “MIKTI sudah menyiapkan berbagai resource yang sudah bisa dimanfaatkan oleh pelaku startup di daerah. Bersama dengan TELKOM kami memiliki creative space bernama Digital Innovation Longue (DILo) yang tersebar di 17 kota se-Indonesia. Kami juga memiliki kurikulum standar yang bisa diadopsi teman-teman startup di daerah untuk mengembangkan talent,” ungkapnya.
Sementara itu menurut Dinoor Susatijo, Senior Manager OIM Telkom Indonesia; “Startup di kota-kota kecil dapat berkolaborasi dengan startup di kota-kota besar sehingga terjadi sinergi. Selain itu, hal yang penting adalah startup lokal dapat memanfaatkan dan memperkuat budaya yang sudah ada untuk membangun startup,” atau dengan kata lain untuk menumbuhkan ekosistem startup lokal diperlukan adanya kolaborasi antar-startup daerah.
Pemerintah Indonesia semakin berkomitmen dalam mengembangkan ekosistem startup lokal, dengan berupaya mencetuskan berbagai program pendukung sehingga terjadi adanya integrasi ekosistem starup dari hulu sampai ke hilir. Menurut Hari Sungkari, Deputi Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; “Indonesia kini memiliki empat Unicorn yang telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Indonesia perlu membangun ekosistem startup dimulai dari daerah hingga bertaraf global untuk menghasilkan lebih banyak startup yang akan memberikan kontribusi kepada ekonomi, khususnya ekonomi kreatif dan ekonomi digital,” pungkasnya.
MIKTI atau Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia adalah sebuah perkumpulan para pelaku industri kreatif digital Indonesia yang berdiri pada 2008 dengan visi membangun industri kreatif digital yang sehat dan kompetitif di Indonesia.
Sementara DILo atau Digital Innovation Lounge merupakan sebuah creative camp yang diinisiasi oleh Telkom Indonesia dan MIKTI, dibentuk pada tahun 2014 untuk menciptakan, menumbuhkan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas bibit-bibit digitalpreneur, sekaligus mendukung pemberdayaan masyarakat dan komunitas di tanah air. Hingga kini sudah ada 27.819 member (talent startup dan komunitas) yang tergabung dalam DILo.
Hana / MediaStartup