Membawa masakan rumahan untuk bekal ke kantor terkadang memberikan kesan merepotkan bagi sebagaian orang yang bekerja di kantor. Apalagi jika mereka harus pergi bekerja di saat fajar belum menyingsing. Terkadang hal tersebut membuat rindu akan masakan rumahan yang penuh dengan bumbu-bumbu dapur yang kuat aromanya. Bukan tidak mungkin para pekerja tersebut bisa membeli makanan di restoran cepat saji, tapi jika makanan tersebut di konsumsi setiap hari apakah makanan tersebut baik untuk kesehatan kita? Sebagai upaya untuk mengurangi makanan yang kurang sehat serta meningkatkan minat masyarakat terhadap makanan tradasional, salah satu start up  di Surabaya bernama Masaku mencetuskan ide untuk membuat aplikasi yang menawarkan masakan rumahan.

Hal tersebut dilakukan karena ingin memberdayakan ibu-ibu rumah tangga yang biasa memasak dan tidak bekerja. Selama memberdayakan ibu rumah tangga untuk bekerja, start up  ini juga mengajarkan ibu rumah tangga untuk melakukan pengemasan yang baik untuk masakan mereka serta ilmu pemasaran. Karena mitra yang diajak adalah ibu rumah tangga, alhasil masakan yang dipasarkan adalah masakan-masakan sederhana seperti rawon, soto, penyetan, gulai dan masakan sederhana lainnya. Porsi yang dibuat oleh setiap ibu rumah tanggapun juga tidak sebanyak masakan yang dibuat makanan katering, yakni hanya 2-3 porsi saja. Sebelumnya, para konsumen juga ada yang melakukan pre order sehari sebelumnya agar ibu-ibu tersebut bisa menyiapkan bahannya. Sehingga, user atau konsumen harus mengikuti masakan apa saja yang tersedia di aplikasi tersebut.

Sejak diluncurkan awal tahun 2016, aplikasi yang di bentuk oleh Andree Wijaya, Dedy Darsono Gunawan, Elisabeth Be, dan James Junianlie tersebut telah di unduh lebih dari 4.500 orang dengan jumlah mitra ibu rumah tangga sebanyak 400 orang. Selain dengan aplikasi, start up  ini juga melaunchingkan website. Tujuan dari start up  ini selain untuk memberdayakan ibu rumah tangga, tentu saja mengutamakan layanan kepada pelanggan sehingga mereka akan lebih loyal. Meski belum banyak ibu rumah tangga yang mengetahui aplikasi ini karena target dari aplikasi ini adalah untuk menyukseskan penjualan bukan semata-mata melayani pembeli. Dan juga tentu saja mereka berharap tidak hanya masakan tradisional lokal saja yang mereka tawarkan di aplikasi tetapi juga menawarkan masakan berdasarkan makanan yang diklasifikasikan tiap-tiap daerah yang ada di Indonesia seperti rendang, masakan padang, dan sebagainya.